Kamis, 22 November 2018



Mana yang kalian lebih sukai?
Perjalanan ke Gunung atau ke Pantai?

Kalau gue, lebih suka ke pantai. Tapi tulisan ini bukan tentang Pantai melainkan tentang Gunung, Gunung yang sangat terkenal di Pulau Jawa. Gunung yang mengajari gue tentang sabar dan ikhlas.


=== Gunung Semeru ====

Apakah kalian pernah nonton film 5 CM?
Film tentang persahabatan, cinta, dan pendakian gunung.  Dulu ketika gue nonton film itu saat SMA, gue juga nonton nya bareng sahabat-sahabat gue, dan setelah nonton film nya, kita bener-bener bermimpi suatu saat bisa bangun tidur dan pemandangan nya Danau Ranu Kumbolo. Itu sekitar tahun 2012, dan tahun depan nya 2013 gue kuliah di Malang. Batin gue, one step closer banget sama semeru nih. Setiap gue berangkat ke malang naik kereta dari stasiun pasar senen, gue selalu ketemu para pendaki yang mau naik gunung ini, gue selalu takjub melihat mereka bawa carrier yang tinggi-tinggi banget itu, ada matras yang digulung, pake sendal gunung, dan gue bisa merasakan antusias mereka ketemu Semeru.

Tapi 4 tahun gue kuliah di Malang, gue sama sekali gak pernah niat banget buat ke Semeru, meskipun hanya sampai Ranu Kumbolo nya aja, padahal selama di Malang gue pernah semi naik gunung, gunung B29 di lumajang, Bromo, dan gunung Panderman di Batu. Kalau kata temen-temen gue di Malang, kalau bisa naik gunung Panderman di Batu, pasti bisa naik Semeru. Dan Alhamdulillah sebelum gue lulus kuliah, Panderman terlewati.

Btw, gue resmi meninggalkan kota Malang, bulan November tahun 2017. Dan selama 1 tahun kebelakang entah kenapa gue selalu envy lihat orang-orang foto di Semeru, rasa penyesalan nya tuh dateng disaat gue udah gak di Malang. Apalagi ketika gue lihat foto di status wa temen gue yang ke rakum (read:ranu kumbolo)

Jadi gue inget banget, tanggal 20 agustus gue lempar chat  ke group kontrakan Ar Rifah
"Kata temenku, kalau sampai ranu kumbolo 2 hari aja cukup kok"

Dan ini beneran awal mula cerita perjalanan yang manis ini.
Ada salah satu personil kontrakan yang udah pernah kesana, yang awalnya gue gak yakin bisa naik semeru meski cuma sampai ranu kumbolo dan dia bilang
"Kalo mau ke ranu kumbolo doang sih, aku rasa ade dll kuat-kuat aja" kata faqihah

Lalu awal oktober terciptalah group WhatsApp "Muslimah Mahameru"
yang diawali oleh gue, Nita, Irul, Ninis dan Mba Jule. (Squad Ar Rifah)
dan disusul oleh teman-teman kita yang tinggal di Kontrakan dan kami pikir bukankah lebih seru naik gunung itu Rame-Rame. Dari hampir 20 orang yang nulis absen di group, Qadarullah akhirnya orang-orang yang terpilih hanya 13 akhwat dan itupun ada 4 orang temen kuliah nya Nita.

  • Sabtu, 17 November 2018
Pagi itu gue sampai stasiun Malang sekitar jam 3 Pagi, gue minta tolong temen gue yang namanya Nita buat jemput di Stasiun Malang, dan plan awalnya ialah jam 4 pagi kita jalan motoran ke Tumpang buat naik Jeep. Tapi ternyata tidak sesuai Rundown, 90 menit kemudian kita baru benar-benar ketemu. Gue dan Nita dari kontrakan Rifah menuju Kontrakan Kautsar buat ketemu yang lain, setelah ketemu anak-anak (Irul dan sepupunya Vita, Nadiyya dan Ana, Neneng dan Eka, serta pasangan motoran gue liya) akhirnya kita berpasang-pasangan sesuai dengan yang di group jalan ke Tumpang. 4 motor, 7 akhwat.

Di jalan soekarno hatta, kita ketemu rombongan yang lain. Ada 3 motor dan kami sama-sama direct ke basecamp jeep yang bakalan nganter kita ke Ranu Pane (Pos keberangkatan Gunung Semeru)

Sesampai di basecamp, kita disambut oleh Jeep yang siap mengantar kita, sebelum berangkat mas-mas nya minta kita foto bareng dulu di depan jeep. Baiklah

Masih Pagi, masih Semangat
Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pane kurang lebih 60-90 menit, dengan komposisi 2 orang duduk di depan bersama driver, dan sisa nya berdiri di belakang. Karena gue masih semangat pagi itu, gue memilih di belakang saja, karena bisa lihat pemandangan, meskipun nyatanya kepala gue pusing dan ngantuk banget, tapi pas pulang gue duduk di depan aja lah hahaha *jahat

  • Pendaftaran di Ranu Pane
Sesampainya di Ranu Pane, itu jam setengah 8 pagi, masih gak terlalu banyak orang, setelah kita menurunkan tas carrier yang cukup berat, kita langsung mengumpulkan segala persyaratan untuk daftar di Pos. Persyaratannya itu adalah (FC KTP, Surat Izin Sehat dari dokter H-1,kwitansi pembayaran, materai dan form pendaftaran) Setelah semua persyaratan itu kumpul, kita langsung daftar. Ketika daftar 4 orang dari kelompok kami sempet ditolak dikarenakan surat sehat nya itu tidak ada cap nya, melainkan hanya scan dan itu gak boleh. Untungnya di Ranu pane ada klinik untuk cek kesehatan jadinya, 4 orang temen gue bisa lanjut. Gue udah takut aja, personil pendakian berkurang lagi :(

Setelah melakukan proses pendaftaran untuk dituker tiket, kita juga harus meninggalkan KTP asli ketua kelompok, dan boleh diambil besoknya sebelum jam 18. At least itu punya gue dan Nita, So besok berarti gakboleh telat sampai sini nya. terus juga buat temen-temen yang lain, mereka masih bisa sarapan dulu sebelum naik, untungnya ada yang jualan nasi bungkus, harga 10k isinya nasi, telur, dan tahu kuning. Cukup sih buat ngisi perut. hehe

Setelah semuanya oke, udah pada sarapan selanjutnya ialah Briefing. Briefing ini dilakukan oleh relawan yang menjaga semeru, disana kita dijelaskan tentang perjalanan naik sampai ke puncak, do and dont, dan semua aturan nya. Ada yang menarik yang gue baru tau, kalau kita gak boleh bawa tissue basah keatas dan spidol, soalnya kata mas-mas nya, tissue basah itu susah sekali hancur nya, dan spidol juga menganggu keasrian gunung mungkin karena vandalisme dsb 

Jam 9.30 kita siap-siap Jalan, dan sebelum jalan kita wajib berdoa dulu. Disitu gue sempet bilang ke temen-temen "Kita boleh naik gunung setinggi-tinggi nya, tapi jangan lupa untuk Pulang, dan tujuan kita naik Gunung ialah bisa pulang dengan Selamat" lalu kita semua mengumpulkan telapak tangan dan Tos bareng-bareng. Bunyinya gini "Bismillah.. Allahu Akbar!!!"

13 Perempuan Mendaki tanpa Laki-Laki. masyaAllah
  • Pos Satu
Perjalanan dari Tulisan Selamat Datang ke Pos satu kurang lebih 90-120 menit, selama perjalanan gue termasuk yang paling belakang, bukan buat ngejagain sih, tapi karena gue aja jalan nya lelet whahaha. Kalau dari segi track, sejujurnya gak jauh beda sama track di Gunung Panderman, cuma 1 jalur aja. Jadi ketika berangkat, kita bisa ketemu pendaki yang mau mendahului atau pendaki yang mau turun. Di Pos satu ini, gue cukup banyak papasan sama beberapa pendaki, dan ramahnya para pendaki, gamungkin ketika papasan gak terucap "Monggo mbak"/ "Duluan mbak"/ "Semangat mbak"/ "Darimana mbak" Pokoknya ramaaaah banget. Ketika perjalanan ini gue juga cukup ngobrol banyak sama adik-adik, ya cerita apa ajalah. Yang bisa diceritain, meskipun ngos-ngosan, berhenti terus setiap 10-15 menit buat minum dan duduk, tapi kita tetep terus Jalan.

Terus Jalan
10 menit sebelum Pos 1, anak-anak yang lain udah pada teriak. "kak Adeee.. pos satu nya bentar lagi nih" wah gue antusias banget mau ketemu pos 1 buat istirahat. Dengan semangat yang ditumpuk dan perjuangan buat terus tetap berjalan, akhirnya sampai di Pos 1. Disana ada warung kecil yang menjual semangka dan gorengan, sambil melepaskan tas carier yang merah ini dan ketawa bareng yang lain, kita langsung pada menggenggam semangka satu-satu. Kalau kalian tahu rasanya, itu beneran 100x lebih enak dibanding semangka di Kota. Potongannya bagus, harganya juga bagus. Satu Semangka 2500 rupiah.

Setelah kurang lebih 15-25 menit kita istirahat di Pos 1 kita melanjutkan perjalanan ke Pos 2.

  • Pos Dua
Perjalanan dari pos satu ke pos dua kurang lebih 45-60 menit tergantung kaki masing-masing, kalau kaki gue sih sekitar 60 menit lewat haha. Soalnya gue akuin, gue jalan nya santay banget, bentar-bentar istirahat kalau ga kuat haha. Ini dikarenakan kemarin tidak olahraga lari, padahal itu sih kuncinya. [jangan ditiru ya gengs] gue malah olahraga rutin nya zumba bukan lari haha.. Kan beda yak? wkwkw

Di Perjalanan menuju pos dua, gue labih banyak jalan dibelakang bareng Nita, gue gak kebayang kalau Nita jalan duluan, bisa-bisa gue sendirian jalan nya. Untung temen gue ini sabar banget jalan dibelakang gue haha (makasih ya Ta, iloveyou. haha)

Sesampainya di Pos dua, kurang lebih itu udah jam setengah 1 atau jam 1 gitu gue lupa tepatnya, dan gue rasa udah waktunya makan siang. Akhirnya kami bertujuh, tanpa temen-temen kuliah nya Nita, melipir dulu melingkar buat makan apa yang ada. Alhamdulillah gue bawa abon dari Jkt, nita udah masak mie dan telur dari kontrakan, dan bikin lontong juga. Jadi siang itu, kita makan siang dengan bekal yang sudah dibawa.

Selesai makan siang kita lanjut lagi ke pos tiga. Jaraknya gak terlalu jauh. sekitar 30 menit. 

  • Pos Tiga

Perjalanan menuju Pos Tiga adalah perjalanan yang penuh drama, salah satu drama yang terjadi ialah gue sempet jatoh ketika jalan melewati pendaki lain yang sedang istirahat. Inget banget gue, pas mereka lagi ngobrol-ngobrol, gue kan mau lewat dan nyapa ya. Eh malah gue salah injek, mungkin terlalu kepinggir, dan yang gue injek kaya jeblosan gitu, dan kalian tau guys, itu sampingnya literally jurang. Untungnya Allah masih sayang sama gue, sebelum terpelanting jatuh kebawah gue sempet tertahan dan bisa di angkat, pasti berat tuh mbak-mbak sama mas-mas nya ngangkat gue, tapi ngelihat muka mereka panik semua, gue juga jadi ikutan panik. Terus gue denger suara temen gue Faqihah "coba itu buka dulu carier nya", terus langsung gue minggir sambil carier gue entah dibawa siapa lalu iha nanya "ada yang luka gak?" terus gue bilang aja, "gak ada, cuma kaki doang nih kayanya keseleo", wah disitu faqihah langsung buka sepatu gue, dan ngasih counterpain sambil diurut-urut. Gue gak kebayang kalau kaki gue keseleo nya, keseleo parah dan susah dipake jalan naik lagi, pasti gue harus turun huhu. Tapi Alhamdulillah gak terlalu parah (makasih ya Allah).

Setelah drama jatuh, dan jalan berdua lagi sama Nita dibelakang akhirnya gue ketemu rombongan anak-anak yang udah nungguin cukup lama, pas sampai di depan mereka, pas gue lewat mereka pada diem dan bilang "habis jatuh ya kak ade?" yaah padahal gue sama nita udah pengen diem-diem aja, buat cerita nanti pas pulang. ternyata sudah dibongkar sama Iha haha. yaudahlah batin gue. Akhirnya gue ceritain deh kronologi nya. Hahahaha

Tidak jauh dari ketemu anak-anak, akhirnya kita bertemu si jembatan merah. Tapi pas disini, masyaAllah dingin nya sudah menusuk ke dalam tulang-tulang, udah gitu kabut nya udah tinggi banget.

Ana ; Vita ; Irul ; Ade ; Nadiyya
Dalam Hatinya si Topi Kuning "yaAllah kapan sampainya ya Allah"
Jadi, kamu gimana? Udah Siap Ndaki bareng aku?

Coba deh dibandingin sama foto yang atas, kabut nya kelihatan kan?

Setelah melewati jembatan merah ini mungkin sekitar jam 4-an lewat, kira-kira perjalanan 15 menit akhirnya kita berhenti lagi untuk melaksanakan sholat berjamaah jama' djuhur dan ashar.


Karena kita semua tau, pada hakikatnya keberangkatan kita ke Gunung ialah untuk mentadabburi Alam Nya, untuk tafakkur juga. Dan itu semuanya untuk mendenkatkan kita pada Allah, makanya gue sempet bingung gitu sama pendaki-pendaki yang lupa sholat kalau di Gunung, padahal Allah kasih rukhsah yang banyak banget, kalau gak ada air bisa tayammum, kalau musafir bisa di gabung sholat nya, dan banyak hal lainnya.

Setelah sholat dan dzikir bersama-sama, akhirnya kita terus jalan lagi menuju pos 3 yang sebenarnya. Sebelum sampai di pos 3 tidak lupa kita berswafoto bersama

Kalau perempuan lain uangnya untuk beli skincare mahal-mahal, kita uangnya buat naik gunung aja ya
  • Pos 4
Perjalanan dari Pos 3 ke Pos 4 kurang lebih 70-90 menit. Gue masih bersama Nita dibelakang, dan adik-adik sudah jalan duluan. Sekitar setengah lima kita masih di perjalanan, itu udah cukup gelap karena kabut. Tapi kita harus bisa sampai di ranu kumbolo sebelum malam datang. Di Perjalanan awal setelah pos 3 kita bertemu tanjakkan yang cukup tinggi, dan disitu gue lihat satu keluarga, ada sepasang orang tua, ada 3 anak, dan ada sodaranya lagi satu kayanya si tante nya. Pas melihat mereka naik duluan, gue denger si ibu bilang ke anak-anak nya "mas, mbak, ini naiknya setiap 5 langkah berhenti ya, kalian ambil nafas dulu, terus jalan lagi. Ummi jagain dari bawah"

Wah denger kaya gitu, gue langsung inget nyokap gue dirumah. Betapa beliau luar biasa jagain anaknya sampai umur segini, pasti susahnya minta ampun.

Setelah melewati tanjakan yang cukup menguras tenaga, kita harus terus berjalan agar cepat sampai ranu kumbolo, dan tentu saja pemandangan yang kita temui bener-bener bikin banyak dzikir nyebut masyaAllah

"Ta, kita sejajar sama awan" Ucap gue kpd Nita
De, fotoin de

Capek gak Ta? Capek De haha Sama wkwkw
De, lihat De.. Ranu Kumbolonya udah Keliatan Ayo Semangat sebentar lagi (padahal pendirian tendanya masih jauh)
Ketika lihat pemandangan ranu kumbolo dari jauh dan jam yang sudah masuk pukul 17.00, gue berusaha husnudzon bisa sampai sana sebelum matahari terbenam, tapi Qadarullah disaat sunset kita masih di perjalanan, dan ternyata track yang cukup mengerikan ialah setelah ini, jalan kaki berdua sama Nita udah terlalu jauh dibanding rombongan yang lain, setiap lihat pohon besar berasa lihat makhluk halus, udah ga berasa lagi dingin adanya tinggal takut dan pengen cepet sampai. Teriakkin nama anak-anak dan mereka gak ada yang jawab, akhirnya kita berusaha secepat mungkin buat jalan setidaknya sampai bertemu anak-anak dulu, karena langit sudah mulai gelap dan ngeri aja di hutan cuma berduaan. Setelah teriak nama mereka, Alhamdulillah mereka sedang foto-foto di Pos 4. Saat itu juga gue lihat eka dan neneng sedang lari-lari dari ranu kumbolo dan ngambil tenda yang kami bawa. Ternyata ranu kumbolo tidak jauh lagi, tapi hari sudah semakin gelap dan kami sepertinya akan mendirikan tenda di waktu gelap

To be continue...

(Makasih udah mau baca, jangan lupa di komen dan di share, semakin banyak komentar dibawah semakin cepat part 2 akan release) 

Thankyou all :*

6 komentar:

  1. Ga kebayang De, dari turun kereta langsung trekking naik gunung...

    But, proud of u all, girls! You did it best!

    Next plan, yuk ke Rinjani :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, makanya kaaaan..
      aku tertinggal terus dibelakang, soalnya ga pake tenaga utama. Masih pake tenaga sisa-sisa :'(

      Kuy, InsyaAllah..
      Pake porter ajalah whahaha

      Hapus
  2. Seruuu jadi ingin kesanaaa...tapi apakah makhluk lemah kaya aku bakal kuat ya de ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuat kok, insyaAllah..
      Semangat. InsyaAllah bisa suatu hari

      Hapus
  3. lagi asik asik baca, eh bersambung wkwk. cant wait for part 2 nihh, abis blom pernah ke gunung jd penasaran suasananya kaya gimana :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha thankyou hana, sudah mampir :*
      Kuy ditakis, sudah ada part 2 nyah

      Hapus

Ade Sofiarani . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates