# Mengingatkan,
jangan lupa hari ini kita akan ada syuro sie acara DM. Jam 15.30 di Mastar
lantai 2. Diwajibkan kehadirannya. * terlambat konfirm 2 jam sebelumnya #
Ia baca sms itu sambil menyentuh layar handphone yang ia pegang,
kini ia masih duduk di kelas sambil melihat-melihat bukunya dan mendengarkan
apa yang dikatakan oleh pak dosen, ia balik lagi buku nya tapi pikirannya masih
belum saja bisa fokus, meski jasadnya ada di kelas itu, namun fikirannya
berjalan kemana-mana, berfikir tentang uang nya yang sudah tak ada di ATM,
berfikir tentang syuro nanti sore, berfikir tentang laporan praktikum nya yang
sama sekali belum ia kerjakan, dan yang paling menganggu pikirannya ialah
tentang UTS nya yang sama sekali belum ia persiapkan dengan matang.
Kelas selesai, akhirnya ia pergi bersama temannya, langkah
kaki ditemani percakapan bahasa inggris terdengar dari mulutnya, sepanjang
perjalanan ia banyak berbicara namun berfikir yang tidak sesuai dengan
pembicaraanya. Ia pergi bersama temannya untuk melihat saldo uang di atm nya.
Ternyata benar, uang nya sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhannya,
ingin ia meminta, namun ia tak sanggup menahan malu karena terlalu boros.
Akhirnya ia keluar dari kotak mesin ATM dengan wajah pasrah, berharap esok
saldo di rekening nya dapat mencukupi kebutuhannya lagi.
Jam masih menunjukkan pukul 14.00, kurang 1 jam setengah
lagi untuk Syuro, teman nya pun sudah pulang duluan, tapi ia akhirnya
memutuskan untuk pergi ke Masjid AtTarbiyah (Mastar) untuk mengerjakan laporan
praktikum nya sambil menunggu Syuro. Mastar selalu ramai, apalagi siang seperti
ini, ia berjalan melewati tumpukan sandal yang tidak rapih tertata di bawah
tangga, ia pun akhirnya naik dan memutuskan untuk duduk, cuaca hari ini begitu
panas, hingga membuat dirinya begitu letih apalagi kondisinya sedang puasa. Di
mastar banyak sekali kelompok-kelompok belajar, ada juga yang sedang tilawah,
ataupun sedang istirahat seperti dirinya. Ia memutuskan duduk bersender di kaca
sambil memainkan handphone nya, ia melihat lihat apakah bisa mengerjakan
laporan disini, ia tidak membawa laptopnya dan di handphone nya pun tidak ada
materi yang dapat ditulis, akhirnya ia memutuskan untuk memeramkan mata agar
dapat kembali segar, namun suara adzan berbunyi, dan ia masih diam sambil
bersender di dekat kaca itu. Adzan selesai dan anehnya ia tetap duduk dan bukan
langsung mengambil wudhu, begitu banyak wanita yang lewat di depannya untuk
mengambil mukenah dan sholat, namun ia tetap diam sambil melihat barisan shaf
wanita yang sudah mulai rapat, ia sama sekali tidak beranjak dari tempat duduk
nya untuk pergi wudhu dan melakukan sholat ashar. Jamaah sholat ashar selesai,
ia pun masih duduk di tempat yang sama dan belum mengambil air wudhu juga, ia
tetap diam tanpa melakukan aktivitas apa-apa, sampai akhirnya ia melihat
seorang yang ia kenal dan akan rapat dengannya bersiap untuk sholat, lalu ia
dekati orang itu dan menitipkan tas sambil berkata ingin pergi ke fakultas.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14. 45, cuaca di langit masih
cukup panas, namun tidak sepanas saat ia pergi ke mastar tadi, ia berjalan
cukup santai ke fakultas dan ketika masuk ke dalam fakultas, ia merasakan hawa
yang lebih baik daripada di mastar tadi, sejuk, ya begitu sejuk, ia pun
berjalan ke mushola fakultas di lantai 2, ia sangat lemas dan memutuskan untuk
naik lift ke lantai 2, ketika ia sampai di mushola, ia bertemu dengan teman
laki-laki nya yang baru saja keluar dari tempat wudhu, dan temannya itu menyapa
nya, sambil mengajak sholat berjamaah. Ia pun mengangguk dan langsung mengambil
wudhu, dan ia sholat berjamaah dengan temannya itu di dalam mushola, temannya
bertanya darimana, dan ia menjawab dari masjid , temannya heran kenapa dari
masjid tapi sholatnya disini bukan dimasjid, ia pun hanya terdiam sambil
memikirkan pertanyaan temannya. Sholat ashar selesai, ia pun beranjak pergi ke
mastar sambil termenung kenapa ia tidak sholat di mastar saja, ternyata ia
tersentak dan merasa ada yang aneh pada dirinya saat itu, entahlah kenapa ia
merasa hatinya tak mampu untuk sholat di sana, dan mungkin ia pun butuh suasana
yang berbeda, dan bisa jadi ia lebih khusyu’ sholat di mushola fakultas nya
daripada di mastar. Entahlah, semua orang punya alasan terhadap apa yang
dilakukannya..