Kamis, 16 Oktober 2014



# Mengingatkan, jangan lupa hari ini kita akan ada syuro sie acara DM. Jam 15.30 di Mastar lantai 2. Diwajibkan kehadirannya. * terlambat konfirm 2 jam sebelumnya #
Ia baca sms itu sambil menyentuh layar handphone yang ia pegang, kini ia masih duduk di kelas sambil melihat-melihat bukunya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh pak dosen, ia balik lagi buku nya tapi pikirannya masih belum saja bisa fokus, meski jasadnya ada di kelas itu, namun fikirannya berjalan kemana-mana, berfikir tentang uang nya yang sudah tak ada di ATM, berfikir tentang syuro nanti sore, berfikir tentang laporan praktikum nya yang sama sekali belum ia kerjakan, dan yang paling menganggu pikirannya ialah tentang UTS nya yang sama sekali belum ia persiapkan dengan matang.

Kelas selesai, akhirnya ia pergi bersama temannya, langkah kaki ditemani percakapan bahasa inggris terdengar dari mulutnya, sepanjang perjalanan ia banyak berbicara namun berfikir yang tidak sesuai dengan pembicaraanya. Ia pergi bersama temannya untuk melihat saldo uang di atm nya. Ternyata benar, uang nya sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhannya, ingin ia meminta, namun ia tak sanggup menahan malu karena terlalu boros. Akhirnya ia keluar dari kotak mesin ATM dengan wajah pasrah, berharap esok saldo di rekening nya dapat mencukupi kebutuhannya lagi.

Jam masih menunjukkan pukul 14.00, kurang 1 jam setengah lagi untuk Syuro, teman nya pun sudah pulang duluan, tapi ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke Masjid AtTarbiyah (Mastar) untuk mengerjakan laporan praktikum nya sambil menunggu Syuro. Mastar selalu ramai, apalagi siang seperti ini, ia berjalan melewati tumpukan sandal yang tidak rapih tertata di bawah tangga, ia pun akhirnya naik dan memutuskan untuk duduk, cuaca hari ini begitu panas, hingga membuat dirinya begitu letih apalagi kondisinya sedang puasa. Di mastar banyak sekali kelompok-kelompok belajar, ada juga yang sedang tilawah, ataupun sedang istirahat seperti dirinya. Ia memutuskan duduk bersender di kaca sambil memainkan handphone nya, ia melihat lihat apakah bisa mengerjakan laporan disini, ia tidak membawa laptopnya dan di handphone nya pun tidak ada materi yang dapat ditulis, akhirnya ia memutuskan untuk memeramkan mata agar dapat kembali segar, namun suara adzan berbunyi, dan ia masih diam sambil bersender di dekat kaca itu. Adzan selesai dan anehnya ia tetap duduk dan bukan langsung mengambil wudhu, begitu banyak wanita yang lewat di depannya untuk mengambil mukenah dan sholat, namun ia tetap diam sambil melihat barisan shaf wanita yang sudah mulai rapat, ia sama sekali tidak beranjak dari tempat duduk nya untuk pergi wudhu dan melakukan sholat ashar. Jamaah sholat ashar selesai, ia pun masih duduk di tempat yang sama dan belum mengambil air wudhu juga, ia tetap diam tanpa melakukan aktivitas apa-apa, sampai akhirnya ia melihat seorang yang ia kenal dan akan rapat dengannya bersiap untuk sholat, lalu ia dekati orang itu dan menitipkan tas sambil berkata ingin pergi ke fakultas.


Waktu sudah menunjukkan pukul 14. 45, cuaca di langit masih cukup panas, namun tidak sepanas saat ia pergi ke mastar tadi, ia berjalan cukup santai ke fakultas dan ketika masuk ke dalam fakultas, ia merasakan hawa yang lebih baik daripada di mastar tadi, sejuk, ya begitu sejuk, ia pun berjalan ke mushola fakultas di lantai 2, ia sangat lemas dan memutuskan untuk naik lift ke lantai 2, ketika ia sampai di mushola, ia bertemu dengan teman laki-laki nya yang baru saja keluar dari tempat wudhu, dan temannya itu menyapa nya, sambil mengajak sholat berjamaah. Ia pun mengangguk dan langsung mengambil wudhu, dan ia sholat berjamaah dengan temannya itu di dalam mushola, temannya bertanya darimana, dan ia menjawab dari masjid , temannya heran kenapa dari masjid tapi sholatnya disini bukan dimasjid, ia pun hanya terdiam sambil memikirkan pertanyaan temannya. Sholat ashar selesai, ia pun beranjak pergi ke mastar sambil termenung kenapa ia tidak sholat di mastar saja, ternyata ia tersentak dan merasa ada yang aneh pada dirinya saat itu, entahlah kenapa ia merasa hatinya tak mampu untuk sholat di sana, dan mungkin ia pun butuh suasana yang berbeda, dan bisa jadi ia lebih khusyu’ sholat di mushola fakultas nya daripada di mastar. Entahlah, semua orang punya alasan terhadap apa yang dilakukannya..

Ade Sofiarani . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates